Selasa, 14 Oktober 2014

pertanian peternakan

Riza Rahman Hakim, Ungkap Potensi Limbah Biji Jarak Sebagai Pakan Ikan


Riza Rahman Hakim penemu pakan ikan dari limbah biji jarak
Biji jarak memang sudah lazim dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar akhir-akhir ini. Namun siapa sangka, ternyata limbah yang dihasilkan dapat disulap menjadi bahan baku pakan ikan sumber protein yang sangat ekonomis. Reza Rahman Hakim S.Pi, M.Sc., Dosen Jurusan Peternakan FPP UMM telah membuktikan hal tersebut melalui penelitiannya. Berkat hasil temuannya itu pula, dosen asal Bojonegoro itu berhasil menyandang gelar Master of Science dari Department of Aquaculture, Kasetsart University, Thailand.
Idenya itu muncul ketika melihat kenyataan di Indonesia mengenai kurangnya bahan pakan sumber energi. Menurutnya, bungkil kedelai dan tepung ikan sebagai sumber protein saat ini mulai sulit didapatkan dan keberadaannya bersaing dengan kebutuhan manusia. Didasari oleh hal itu, tambahnya, sangat perlu ada bahan baku pakan ikan sumber protein yang bisa menggantikan fungsi bungkil kedelai yang mahal tersebut. “Setelah diambil minyaknya, limbah bungkil biji jarak itu terbuang dan tidak termanfaatkan. Ternyata limbah ini mampu mengganti 75 % tepung kedelai, tentu ini sangat efisien dan ekonomis,” Ujar peraih beasiswa luar negeri Dikti itu.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, agar dapat dijadikan pakan, bungkil biji jarak tersebut harus dilakukan detoksifikasi terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan toksin dan zat anti nutrisinya. Pada proses itu, Ia bekerja sama dengan Departemen Kimia, Kasetsart University. Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa kandungan protein kasar bungkil biji jarak hampir sama dengan bungkil kedelai. “Ternyata kandungan asam amino bungkil biji jarak juga lebih baik daripada bungkil kedelai” Tambah Dosen yang pernah menjadi penyaji terbaik penelitian dosen muda Kopertis VII tersebut.
Bungkil biji jarak menurutnya masih sangat langka diterapkan di Indonesia. Hal itu semakin meyakinkannya akan potensi yang besar untuk mengembangkannya. Kedepan Ia berencana akan terus mengembangkan penelitiannya itu hingga bisa dimanfaatkan secara luas pada dunia perikanan. “Apalagi kedepan UMM akan mengembangkan unit produksi biodiesel biji jarak, tentu ini adalah hal yang sangat strategis untuk terus dikembangkan sehingga benar-benar bisa terintegrasi dan zero waste,” paparnya.
Melalui studinya di negeri Gajah Putih itu, Ia juga memaparkan bahwa kemajuannya dalam mengelola sektor budidaya perikanan patut dicontoh oleh Indonesia. Disana, terangnya, semua peternak ikan mulai skala kecil hingga skala industri telah menerapkan tata cara beternak ikan yang baik atau Good Aquaculture Practice. Selain itu, hubungan yang baik antara universitas dan stakeholder juga sangat terlihat. “Disana universitas sudah menjadi rujukan stakeholder dalam penyediaan benih ikan berkualitas,” imbuhnya. (agung)

we love umm




Sejarah Singkat UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.

Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966.
Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988.
Pada tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan fi‘lial dari Fakultas Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian, pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat fakultas. Selain itu, FKIP Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan nama Fakultas Tarbiyah.
Pada tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini pula Fakultas Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16 April 1975.

Fakultas yang kemudian ditambahkan adalah Fakultas Teknik, yaitu pada tahun 1977. Pada tahun 1980 dibuka pula Fakultas Pertanian, kemudian menyusul Fakultas Peternakan. Antara tahun 1983 sampai dengan 1993, ditambahkan jurusan-jurusan baru dan ditingkatkan status jurusan-jurusan yang suudah ada. Yang terakhir, pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen dan Magister Sosiologi Pedesaan
Sampai tahun akademik 1994/1995 ini, Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki 9 fakultas dan 25 jurusan/program studi tingkat strata Si, dua program studi strata-S2, dan satu akademi /strata-D3 Keperawatan.
Pada rentang tiga puluh tahun perjalanan UMM ini (1964- 1994), perkembangan yang paling berarti dimulai pada tahun 1983-an. Sejak saat itu dan seterusnya UMM mencatat perkembangan yang sangat mengesankan, balk dalam bidang peningkatan status Jurusan, dalam pembenahan administrasi, penambahan sarana dan fasilitas kampus, maupun penambahan dan peningkatan kualitas tenaga pengelolanya (administrasi dan akademik).  Tahun 2009, UMM menggabungkan Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan-Perikanan menjadi Fakultas Pertanian dan Peternakan agar sesuai dengan konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian.

Dalam bidang sarana fisik dan fasilitas akademik, kini telah tersedia tiga buah kampus: Kampus I di Jalan Bandung No. 1, Kampus II di Jalan Bendungan Sutami No. 188a, dan Kampus III (Kampus Terpadu) di Jalan Raya Tlogo Mas. Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga akademik, telah dilakukan (1) rekruitmen dosen-dosen muda yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di pulau Jawa, (2) Peningkatan kualitas para dosen dengan mengirim mereka untuk studi lanjut (S2 dan S3) di dalam maupun di luar negeri.
Berkat perjuangan yang tidak mengenal berhenti ini, maka kini Universitas Muhammadiyah Malang sudah menjelma ke arah perguruan tinggi alternatif. Hal ini sudah diakui pula oleh Koordinator Kopertis Wilayah VII  yang pada pidato resminya pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 11 Juli 1992, mengemukakan bahwa UMM tergolong perguruan tinggi yang besar dan berprospek untuk menjadi perguruan tinggi masa depan.

Dengan kondisi yang terus ditingkatkan, kini Universitas Muhammadiyah Malang dengan bangga tetapi rendah hati siap menyongsong masa depan, untuk ikut serta dalam tugas bersama "mencerdaskan kehidupan bangsa" dan "membangun manusia Indonesia seutuhnya" dalam menuju menjadi bangsa Indonesia yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

awaaas !!!! Bahaya Bahan Tambahan Makanan

WASPADAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MAKANAN ANDA


Semakin maju bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap penyediaan pangan secara kuantitas dan kualitas besar sekali. Mereka semakin sadar akan mutu pangan yang dikonsumsi, agar senantiasa sehat kehidupan yang mereka jalani, maka bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari juga harus bergizi dan sehat.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang Pangan RI Nomor 7 Tahun 1996, tentang keamanan pangan didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah kondisi pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

Hingga kini produsen makanan dalam menjalankan bisnisnya dengan segala keterbatasannya masih banyak yang mengabaikan aspek higienis dan kesehatan, sehingga hasil produknya masih beresiko dan berpotensi tinggi terhadap kontaminasi bakteri, virus penyakit berbahaya atau bahan kimia berbahaya, begitu juga penggunaan bahan tambahan/aditif berbahaya (yang tidak boleh dipakai untuk makanan) dan atau bahan tambahan pangan (BTP) sintetik secara berlebihan. Di banyak tempat, penjaja makanan keliling atau warung, sekitar sekolah, terminal, pasar bahkan toserba masih banyak ditemukan makanan-minuman yang mengandung bahan aditif, yang paling sering dipakai adalah zat pemanis, pengawet, penambah cita rasa (MSG, essence)  dan pewarna buatan.

Penggunaan bahan aditif yang melebihi batas ambang pemakaian, dapat  mengakibatkan penyakit karsinogenik (tumor, kanker). Hasil survey terakhir FAO, penyebab kematian pertama di dunia adalah diakibatkan oleh penyakit tumor dan kanker. Pembangunan di bidang teknologi pangan dan kesehatan, diantaranya menjadikan penduduk Indonesia sebagai konsumen yang sadar kesehatan dengan pola makan ”sadar gizi”, bukan ”sadar rasa”. Karena sadar gizi mengarah untuk memilih/membeli makanan yang menyehatkan, bergizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh, tidak sekedar mengenyangkan perut apalagi hanya mengutamakan cita rasa saja. 

Hasil survey ditemukan kasus penyakit tekanan darah tinggi banyak dialami oleh masyarakat Asia yang terbiasa mengkonsumsi garam (Na Cl) dengan kadar tinggi dalam makanannya, yaitu 7,6 – 8,2 g / hari, padahal kebutuhan tubuh rata-rata per hari hanya sebesar 2,5 – 3,0 g (jika mengonsumsi 2.500 – 3.000 Kal). Kehadiran natrium klorida dalam produk-produk makanan ringan (snack) juga memberi kontribusi jenis makanan yang berlebihan natrium, yang mungkin menyebabkan hipertensi pada beberapa individu.

Hasil survey yang lain adalah pemakaian zat pewarna dan essence buatan pada makanan-minuman seperti jelly, sari buah, minuman instan, es sirup, cendol, permen, kembang gula (bahasa Jawa: arbanat). Kelompok makanan tersebut juga dicurigai banyak menggunakan zat pemanis buatan sakarin dan siklamat. Padahal makanan-makanan tersebut amatlah sering dikonsumsi anak-anak sekolah, terutama usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar, kondisi demikian amatlah merisaukan.

Penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk bahan pangan; misalnya zat pewarna tekstil yang mestinya digunakan untuk benang, kain dan kulit malah dipakai untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat dari zat warna tersebut. Munculnya penyalahgunaan bahan tambahan /aditif pangan tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan, para produsen makanan belum memahami akan bahaya bahan aditif  buatan yang digunakan tersebut atau disebabkan karena tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang penggunaan senyawa tersebut untuk bahan pangan.


Jika penggunaan bahan aditif buatan tidak diwaspadai bersama, maka secara perlahan kondisi kesehatan masyarakat akan menurun (mengakibatkan berkembangnya penyakit tumor, kanker, gangguan pernapasan, kulit dan lain-lain) karena mengonsumsi berlebihan, secara terus menerus dan tanpa pemantauan secara baik. Disinilah masyarakat kampus atau peneliti dituntut peran aktifnya dalam mencari solusi guna membantu mengatasi permasalahan yang berkembang di masyarakat kita.

Di negara maju penggunaan zat pewarna alami telah digunakan secara meluas pada makanan seperti produk daging dan unggas, susu, tepung, roti, minuman, bahkan juga pada obat-obatan dan kosmetik, karena dinilai lebih aman.

Zat pewarna alami didapat dari hasil pengembangan antara lain pigmen karotenoid, kurkumin, antosianin dan pigmen lainnya. Pigmen-pigmen tersebut dapat diperoleh dari jaringan buah, bunga, daun, batang maupun akar  dari kelompok tanaman buah, sayuran dan bunga. Dari bagian tanaman (hayati laut maupun daratan) tersebut terbukti selain dapat menyumbangkan pewarna alami juga dapat berfungsi sebagai komponen yang dapat menangkap radikal bebas (sebagai antioksidan) sehingga dapat mengurangi resiko tumor dan kanker. Setiap jenis pigmen tersebut memiliki kelebihan tersendiri, selain sebagai pewarna alami pada produk makanan-minuman dan produk industri lainnya tapi juga membantu dalam dunia kesehatan (makanan, minuman, obat/farmasi) dan kosmetik.

Pigmen klorofil (penyumbang warna alami hijau) dapat diperoleh dari daun pandan betawi/suji, bayam; pigmen antosianin (penyumbang warna oranye, merah dan keunguan) dapat diperoleh dari bunga mawar, turi dan kana merah, buah juwet, strawberi, arbei/ murbei, ubi jalar ungu; pigmen karotenoid (penyumbang warna kuning-oranye-merah) dapat diperoleh dari buah tomat, wortel, pisang, rumput laut merah dan coklat. 

Indonesia amatlah kaya dengan potensi sumberdaya alamnya, tinggal bagaimana pemerintah dan para pemerhati makanan sehat dapat memanfaatkannya secara optimal, kemudian disosialisasikan kepada produsen (bidang pangan, farmasi dan kosmetik) serta masyarakat secara luas. Temuan-temuan tersebut sesuai dengan bunyi ayat suci orang Islam yaitu Al-Qur’an QS 35 ayat 27 : ”Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Alloh menurunkan hujan dari langit, lalu dengan air itu Kami mengeluarkan buah-buahan/ bunga yang beraneka warna ?”, dan QS Asy-Syu’araa/26 ayat 69 : “Dari perut lebah keluar minuman (madu, sebagai sari bunga) bermacam-macam warnanya, yang  di dalamnya terdapat obat bagi manusia”.

Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki bila makanan yang dikonsumsi beragam. Tiap-tiap jenis makanan mempunyai sifat-sifat inderawi seperti cita rasa, tekstur, dan bau, juga mempunyai sifat-sifat kimiawi seperti komposisi zat gizi maupun daya cerna serta manfaat bagi tubuh yang berbeda-beda. Tidak ada satu jenis makanan yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan manusia akan zat gizi, oleh karenanya perlu dikonsumsi secara bersamaan agar meningkatkan kandungan gizi dan kualitas pigmen yang saling melengkapi dalam menjaga kesehatan tubuh manusia.

Tentang Ilmu & Teknologi Pangan

SEKILAS TENTANG ILMU & TEKNOLOGI PANGAN




Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) merupakan hasil integrasi antara Fakultas Pertanian (FP)  dengan Fakultas Peternakan-Perikanan (Fapetrik) yang dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2009 berdasarkan SK Rektor Nomor 1 Tahun 2009. Integrasi kedua fakultas tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan optimalisasi sumber daya. Fakultas Pertanian-Peternakan memiliki 6 program studi,yaitu (i) Program Studi Agroteknologi, (ii) Program Studi Agribisnis,  (iii) Program Studi ITP,  (iv) Program Studi Kehutanan (v) Program Studi Peternakan dan (vi) Program Studi Budidaya Perairan. Jurusan Agronomi 

Prodi
Akreditasi
A
A
A
A

B
B
Lokasi :
Email : fpp@umm.ac.id
Telp : +62 341 464318 hunting (319) ext. 114



Informasi Umum


Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) dikembangkan berbasis ilmu dan teknologi di bidang pengolahan pangan, penanganan hasil pertanian, perbaikan gizi dan kewirausahaan. Mahasiswa ITP diarahkan mampu menguasai pengetahuan tentang analisa pangan, pengendalian proses, keamanan pangan, sifat fisik dan kimia pangan, selama penanganan bahan mentah, proses pengolahan, pengawetan, penyimpanan dan pemasaran sehingga menjadi produksi yang berkualitas  (bergizi, sehat, aman dan halal). Mahasiswa juga dibekali pengetahuan tentang pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, seperti produk kaya antioksidan, berserat tinggi, pangan fungsional dan lain-lain yang bernilai ekonomi tinggi.





Selama kuliah mahasiswa di bekali soft skill melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga mampu mengembang-kan kemampuannya dalam bekerja di masyarakat maupun industri. Lulusan jurusan ini bekerja pada industri pangan yang mengelola hasil pertanian  (pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan), Di departemen (pendidikan, koperasi, perdagangan, pertanian, perindustrian, bulog, kesehatan, dan perbankan), supervesior makanan di rumah sakit/ hotel/ perusahaan, retail produk pangan, penanganan limbah,  serta dapat menjadi wirausaha yang handal.  Jurusan ITP ditunjang tiga laboratorium utama (Lab. Kimia-biokimia, lab mikrobiologi dan lab. rekayasa pangan), dan laboratorium pendukung (lab. Bioteknologi lab. agroteknologi, lab. agribisnis, lab perikanan dan lab. peternakan).



Malang Kota Pendidikan

MALANG KOTA PENDIDIKAN

SEJARAH
Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota yang berpenduduk 820.243 (2010) ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252,10 km2. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.

Malangkuçeçwara (baca: Malangkusheswara) yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkuçeçwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang.

IKLIM
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2 °C - 24,5 °C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,3 °C dan suhu minimum 17,8 °C . Rata kelembaban udara berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif rendah.

 PENDIDIKAN

Malang juga dikenal sebagai Kota Pendidikan, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama, Sebagai kota pendidikan, banyak mahasiswa berasal dari luar Malang yang kemudian menetap di Malang, terutama dari wilayah Indonesia Timur seperti Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua, bahkan dari luar negeri sekalipun. berikut adalah nama-nama perguruan tinggi di Malang :